JT– Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan bahwa sekitar 260 siswa yang dianulir dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 berasal dari jalur zonasi. Anulir ini disebabkan oleh ketidaksesuaian administrasi, di mana kartu keluarga (KK) siswa terdaftar di wilayah tertentu namun siswa tersebut tidak tinggal di wilayah tersebut.
"Total peserta PPDB di Jabar yang dianulir ada 260-an. Setelah dicek ulang, ternyata KK-nya betul di situ tapi siswa tidak tinggal di situ. Seharusnya KK-nya di situ dan siswa juga tinggal di situ," kata Bey dalam keterangan pers di Bandung, Rabu.
Baca juga : Distan Semarang: Jumlah Anjing Selundupan yang Mati Bertambah
Menurut Bey, masalah ini timbul karena kurangnya pemahaman mengenai tujuan jalur zonasi dalam PPDB. Jalur zonasi awalnya bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara sekolah favorit dan non-favorit guna mencapai pemerataan pendidikan di setiap wilayah.
"Jadi PPDB seperti ini kan maksud awalnya baik untuk menghilangkan sekolah favorit, tapi setelah berjalan tetap sekolah favorit itu tidak bisa hilang di masyarakat kita. Harusnya PPDB untuk pemerataan," ujarnya.
Untuk memperbaiki pelaksanaan PPDB, Bey berencana mengundang seluruh kepala dinas pendidikan dari 27 kabupaten dan kota untuk merumuskan pola pelaksanaan PPDB yang ideal.
Baca juga : Hujan Deras di Sukabumi Picu Tanah Longsor, BPBD Imbau Warga Waspada
"Nanti kami akan mengundang semua kota dan kabupaten untuk berdiskusi dan menyusun laporan Pemprov kepada Kemendikbud mengenai PPDB yang ideal," tutur Bey.
Bey juga menambahkan bahwa perumusan jalan terbaik untuk PPDB harus dilakukan karena menurutnya pihak sekolah belum sepenuhnya siap menghadapi situasi ini.