JAKARTATERKINI.ID - Ahli gizi masyarakat Dr. Tan Shot Yen mengatakan bahwa untuk mencapai tubuh yang ideal, tidak perlu melakukan diet yang beragam, melainkan cukup dengan makan tiga kali sehari dengan porsi yang sesuai dan kualitas yang baik.
"Misalnya, jam berapa sarapan? Setengah tujuh, sebelum berangkat ke kantor jam 6. Ya, bangun pagi dan sarapan. Kemudian makan siang, teratur. Jam 12 atau jam 1. Lalu makan malam setelah Shalat Maghrib dan tidak makan lagi sampai besok pagi, itu bisa disebut intermittent fasting," ujarnya dalam siaran "Kemencast #63 - Gizi Tepat Berdasarkan Usia" di Jakarta, Kamis.
Baca juga : Penayangan Kembali Film JESEDEF Disambut Gembira oleh Nirina dan Ringgo
Intermittent fasting adalah metode puasa selama beberapa jam tertentu, seperti 12 hingga 16 jam, yang populer dari luar negeri.
Menurutnya, penting bagi seseorang untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Masalah umum, katanya, adalah kebiasaan jajan. Bahkan banyak anak yang lebih memilih jajan daripada makan makanan utama.
Untuk mengetahui kebutuhan tubuh, ia merujuk pada konsep "Isi Piringku" yang diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan. Konsep ini menggambarkan bahwa setengah porsi makanan seseorang harus terdiri dari sayur dan buah-buahan, sementara sisanya adalah karbohidrat dan protein.
Baca juga : Nusantara Short Film Festival 2024 Rayakan Karya Sineas Muda di Ibu Kota Nusantara
Isi Piringku juga menyarankan pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Konsep ini, menurutnya, dapat menjadi pedoman dalam pola makan, bahkan bagi orang lanjut usia.
Tan menjelaskan bahwa terdapat empat pilar gizi seimbang, yaitu variasi dalam makanan, aktivitas fisik yang cukup, pola hidup yang bersih dan sehat, termasuk makanan yang bersih dan sehat, dan memeriksa berat badan secara berkala.