JT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan ekstrem akibat fenomena La Niña lemah. Kondisi ini berpotensi memperparah banjir rob, terutama saat bertepatan dengan pasang maksimum air laut.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa hujan deras yang terjadi bersamaan dengan pasang maksimum akan meningkatkan volume banjir rob. Meski tidak berdampak pada tinggi gelombang laut, fenomena ini dapat mengganggu aktivitas di wilayah pesisir, termasuk perikanan, tambak garam, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Baca juga : Operasi Pemulihan Lingkungan Pascabanjir Jateng Efektif Hingga Maret
BMKG juga mendeteksi keberadaan fenomena atmosfer seperti Maden Julian Oscillation (MJO) di Samudra Hindia, yang berkontribusi pada intensitas hujan tinggi di Indonesia, khususnya pada akhir Januari hingga awal Februari. Selain itu, fenomena Bulan Baru dan Perigee pada 29 Januari–2 Februari diprediksi akan meningkatkan ketinggian air laut, memperparah risiko banjir rob di berbagai wilayah pesisir.
Daerah yang berpotensi terdampak mencakup pesisir Jakarta, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, serta beberapa wilayah di Maluku dan Maluku Utara.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir dan perbukitan untuk terus memantau perkembangan cuaca yang diperbarui setiap tiga jam sekali dan mengikuti arahan instansi terkait dalam upaya mitigasi bencana. * * *
Baca juga : Hunian Sementara Jadi Kebutuhan Mendesak Penyintas Bencana di Sukabumi