JT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah rumah rusak akibat bencana hidrometeorologi di wilayah Cianjur Selatan meningkat menjadi 3.098 unit. Sebanyak 1.309 kepala keluarga yang terdiri dari 4.061 jiwa terpaksa mengungsi ke lokasi pengungsian di 14 kecamatan.
Kerusakan rumah tersebut terdiri dari 701 unit rusak berat, 835 unit rusak sedang, dan 1.562 unit rusak ringan. Selain rumah, bencana juga merusak 358 titik jalan, 67 saluran irigasi, 47 jembatan, 81 tempat ibadah, 5 fasilitas kesehatan, dan 54 fasilitas pendidikan.
Baca juga : Polda Metro Jaya Sediakan Layanan Samsat Keliling di 14 Titik Jadetabek untuk Bayar Pajak Kendaraan
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmana Wijaya, mengatakan jumlah pengungsi terus bertambah seiring curah hujan yang tinggi dan pergerakan tanah yang meluas. Para pengungsi tersebar di 14 kecamatan terdampak, yakni Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibinong, Cijati, Cikadu, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pagelaran, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, dan Tanggeung.
Asep menjelaskan bahwa pendataan kerusakan masih dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Cianjur.
"Pendataan ini terkait dengan bantuan stimulan dari pemerintah pusat, yang nantinya akan diverifikasi ulang sebelum diajukan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ujarnya di Cianjur, Minggu.
Baca juga : Keluarga Jamaah Calon Haji Pacitan Penuh Haru Saat Pemberangkatan
Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD telah mendirikan dapur umum di 14 kecamatan dan gudang logistik di Kecamatan Sukanagara untuk memperlancar distribusi bantuan. Posko kesehatan juga dibuka untuk melayani para pengungsi, dengan bantuan relawan kesehatan yang aktif mendatangi rumah pengungsian dan tenda darurat.
"Kami terus memperbaiki data dampak bencana ini agar bantuan segera disalurkan dan masyarakat dapat kembali ke rumah dengan aman," tambah Asep. * * *