JT – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa madrasah saat ini telah menjadi pilihan utama bagi masyarakat Jakarta sebagai lembaga pendidikan alternatif. Tren ini ditunjukkan oleh jumlah pendaftar madrasah yang melebihi kapasitas daya tampung pada setiap proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Madrasah kami kesulitan menolak siswa yang tidak tertampung karena pendaftar selalu melampaui daya tampung,” ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Adib, pada penutupan acara Jakarta Madrasah Competition (JMC) 2024, Jumat.
Baca juga : Jalan di Sekitar Istana Merdeka Kembali Dibuka Setelah Gladi Resik Upacara Proklamasi
Adib mencontohkan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 21 Jakarta di Cilincing, Jakarta Utara, yang mencatat 600 calon siswa mendaftar, padahal daya tampungnya hanya sekitar 150 orang. MAN 21 dikenal dengan prestasi 95 persen lulusannya diterima di perguruan tinggi negeri (PTN).
“Ini hampir terjadi di semua madrasah kami. Tak heran, setiap kali pendaftaran dibuka, masyarakat berbondong-bondong ingin memasukkan putra-putrinya ke madrasah,” ungkap Adib.
Menurutnya, fenomena ini menunjukkan bahwa madrasah kini telah menjadi pilihan pendidikan yang semakin diakui dan diandalkan oleh masyarakat Jakarta.
Baca juga : Sudin Gulkarmat Jakbar Potong Cincin yang Lukai jari ODGJ
Adib menambahkan, jumlah madrasah di DKI Jakarta mencapai 1.819 lembaga, yang terdiri dari madrasah negeri dan swasta. Di antara jumlah tersebut, terdapat 22 Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri atau setara Sekolah Dasar (SD), 42 Madrasah Tsanawiyah (MTs) negeri atau setara Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 22 Madrasah Aliyah (MA) negeri.
Sementara itu, jenjang pendidikan anak usia dini yang diwakili oleh Raudhatul Athfal (RA) akan terus didorong untuk memiliki lebih banyak RA negeri, termasuk di Jakarta Selatan.