JT - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan kebijakan hilirisasi yang dicanangkan membuat dampak fluktuasi harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dunia semakin berkurang terhadap ekonomi nasional.
Ia menjelaskan, ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi harga minyak kelapa sawit tidak terlalu besar karena hilirisasi di sektor ini sudah dalam, sehingga membuat dampak dinamika pasar tidak terlalu signifikan.
Baca juga : Ekonom CSIS Menyebut Aturan PPN 12 Persen Harus Dievaluasi
Menperin di Jakarta, Kamis menyampaikan bahwa pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, terus mengupayakan untuk memperkuat pengembangan beleid ini.
Menurutnya, pada komoditas kelapa sawit, perkembangan jumlah/jenis produk turunan yang dapat dihasilkan oleh industri dalam negeri meningkat dari 48 jenis di tahun 2011, menjadi sekitar 200 jenis di tahun 2024.
"Hal ini tentunya meningkatkan kompleksitas produk nasional secara signifikan. Di samping itu, Indonesia juga tercatat sebagai negara pertama yang mengimplementasikan B30 di dunia, dan akan terus kita tingkatkan menjadi B40, bahkan kita harapkan dapat mencapai B100 di masa yang akan datang," kata dia.
Baca juga : OJK: Waspada Tawaran Produk dan Jasa Keuangan
Lebih lanjut, dirinya menanggapi pemberitaan media nasional yang mengutip Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik Aaditya Mattoo, yang menyatakan bahwa dinamika kondisi ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada fluktuasi siklus harga komoditas dunia, khususnya batu bara dan minyak kelapa sawit.
Selain itu, disampaikan Menperin, pernyataan yang juga dikutip menyebut kebijakan restriksi impor masih cukup ketat untuk beberapa komoditas dan produk, sehingga menyebabkan sektor manufaktur Indonesia belum cukup kuat untuk menopang perekonomian ketika siklus harga komoditas melandai.