JT - Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia CERAH Agung Budiono mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan keanggotaannya di blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) untuk mendapatkan pendanaan transisi energi.
"BRICS barangkali bisa menjadi peluang untuk menutup gap (pendanaan) ini," ujar Agung ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Baca juga : ADB Memperkuat Program Pengurangan Limbah Plastik Laut di Indonesia
Pernyataan tersebut merespons keluarnya Amerika Serikat dari Perjanjian Paris (Paris Agreement), yang berdampak pada program pendanaan, seperti Just Energy Transition Partnership (JETP).
Program JETP bergantung pada dukungan negara-negara maju, yang mana AS dan Jepang adalah pemimpinnya.
Oleh karena itu, keluarnya AS dari Perjanjian Paris dapat berimplikasi pada penundaan atau pengurangan dana.
Baca juga : Kontribusi Film Terhadap PDB 2024 Diproyeksikan Mencapai Rp3,41 Triliun
Agung melihat terdapat peluang kepemimpinan China untuk menjadi green leader dalam mendukung transisi energi di Indonesia.
"Misalnya, dulu ada wacana Green Belt and Road Initiative, mungkin itu bisa benar-benar diseriusi dan dieksekusi," ucap Agung.