JT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berkomitmen untuk meningkatkan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah wilayah melalui pendekatan berbasis daur ulang, baik untuk sampah organik maupun nonorganik.
Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Sleman, Kusno Wibowo, menyatakan bahwa komitmen tersebut akan diwujudkan melalui skema tambahan volume pengelolaan sampah hingga akhir 2024.
Baca juga : Selama 2023, Kantor Imigrasi Bogor Deportasi 173 Warga Negara Asing
"Pada 2024, Pemkab Sleman menargetkan peningkatan tonase pengelolaan sampah hingga mencapai 84 ton per hari. Salah satunya melalui pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto," ujar Kusno di Sleman, Kamis (3/10).
TPST Donokerto yang terletak di Kapanewon (Kecamatan) Turi akan menjadi fasilitas pengelolaan sampah ketiga di Sleman, setelah TPST Tamanmartani di Kalasan dan TPST Sendangsari di Minggir.
Selain pengelolaan di TPST, Pemkab Sleman juga mendorong Gerakan Pengurangan Sampah Organik melalui pembuatan biopori dan pengelolaan di TPST skala kecil. Kusno menyebut, pemerintah daerah telah melakukan edukasi kepada masyarakat serta memberikan bantuan sarana dan prasarana pembuatan biopori untuk mendukung pengelolaan sampah organik.
Baca juga : Disnaker Tangerang: Ada 37 permohonan paspor pekerja migran
Hingga Juni 2024, Pemkab Sleman berhasil menangani 104,4 ton sampah per hari. Sampah tersebut dikelola di TPST Tamanmartani, TPST Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM), serta sejumlah lokasi pengelolaan sampah lainnya.
"Dengan langkah ini, Pemkab Sleman telah mengelola 43 persen dari total sampah yang dihasilkan wilayah Sleman," jelasnya.