JT - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jakarta Pusat mencatat kontribusi penerimaan pajak sebesar Rp3,19 triliun pada Agustus 2024, dengan mayoritas penerimaan berasal dari sektor perdagangan.

"Kontribusi dominan penerimaan bulan Agustus diperoleh dari sektor perdagangan sebesar Rp3,19 triliun," ungkap Kepala Kanwil DJP Jakarta Timur, Eddi Wahyudi, di Jakarta, Jumat.

Pertumbuhan sektor perdagangan tercatat positif pada Agustus, dengan total penerimaan pajak hingga akhir bulan mencapai Rp24,15 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,87 persen.

Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi kedua terbesar, mencapai Rp1,29 triliun, dengan pertumbuhan 6,02 persen dan total penerimaan Rp10,87 triliun hingga Agustus. Sektor pertambangan juga mencatat pertumbuhan substansial sebesar 124,81 persen secara tahunan (year-on-year), dengan kontribusi sebesar Rp419,01 miliar.

Selain itu, penerimaan pajak neto dari 1 Januari hingga 31 Agustus 2024 di Kanwil DJP Jakarta Pusat mencapai Rp62,57 triliun, atau 60,55 persen dari target APBN 2024 yang sebesar Rp102,41 triliun. Meski begitu, pertumbuhan penerimaan pajak di wilayah ini mengalami penurunan sebesar -1,00 persen yoy dibandingkan tahun sebelumnya.

Penerimaan pajak berdasarkan jenisnya terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp36,72 triliun (61,86 persen dari target), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar Rp25,8 triliun (58,82 persen dari target), dan pajak lainnya sebesar Rp46,91 miliar (47,89 persen dari target).

Secara regional, penerimaan pajak di Provinsi Jakarta mencapai Rp848,35 triliun, atau 64,75 persen dari target. Menurut Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan DKI Jakarta, Mei Ling, prospek ekonomi regional Jakarta optimis terkendali, dengan inflasi yang stabil, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di zona optimis, serta konsumsi masyarakat yang tetap kuat.