JT — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan potensi bahaya dari aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Menurut Kepala PVMBG P Hadi Wijaya, potensi bahaya utama adalah erupsi freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba akibat kontak uap magma dengan air hidrotermal, dan mungkin diikuti dengan erupsi freatomagmatik.
"Erupsi eksplosif dapat disertai lontaran material pijar berukuran lapili hingga bongkah. Potensi lainnya termasuk hujan abu tebal yang bisa diikuti oleh aliran awan panas letusan," ujar Hadi Wijaya dalam laporan aktivitas Gunung Lokon periode 16-31 Agustus 2024.
Baca juga : BRIN Bersama IAEA Perkenalkan Teknologi Nuklir dalam Daur Ulang Plastik
Selama periode tersebut, terdeteksi empat kali gempa embusan, 38 kali gempa vulkanik dangkal, sembilan kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik lokal, dan 51 kali gempa tektonik jauh. Aktivitas vulkanik secara visual masih menunjukkan adanya kolom asap di kawah Tompaluan dengan ketinggian maksimum 25 meter.
Seismisitas aktivitas vulkanik masih didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, dan tidak ada perubahan signifikan yang memengaruhi aktivitas Gunung Lokon.
Dengan status aktivitas vulkanik saat ini yang berada pada level II (waspada), Badan Geologi mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati atau melakukan aktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan. Warga juga diharapkan waspada terhadap potensi lahar, terutama pada musim hujan, pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon.
Baca juga : TNI dan Polri Gelar Rakornis Bahas Berbagai Isu
Pihak berwenang berharap rekomendasi ini dapat dipatuhi untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan masyarakat dan pengunjung. * * *