Menurut Putu Supadma Rudana, lembaga pendidikan seni dan budaya masih jauh dari perhatian Pemerintah dibandingkan lembaga pendidikan seperti sains dan lainnya. Padahal, Indonesia adalah negara adikuasa dalam bidang budaya, yang diakui oleh lembaga-lembaga besar dunia.
Baca juga : Megawati Singgung Revisi UU MK dan Penyiaran di Rakernas
"Pada intinya sebetulnya bagaimana semangat pendidikan itu tidak hanya pendidikan yang berhubungan dengan sains, tetapi juga seni menjadi perhatian dan afirmasi penting pada saat Indonesia merdeka," kata Putu dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.
Putu juga menyebut bahwa civitas academica merasa dianaktirikan oleh pemerintah, terutama perguruan tinggi yang berhubungan dengan seni budaya. Dari sisi APBN, anggaran yang masuk ke perguruan tinggi besar seperti UGM, UI, Unair, dan kampus lainnya mendapatkan jauh lebih tinggi daripada institut seni budaya.
Sebagai legislator di bidang kerja sama internasional, Putu menekankan bahwa seni bisa digunakan untuk berdiplomasi dengan memberikan masukan, usulan, dan kritik yang lebih elegan dibandingkan dengan protes melalui demonstrasi.
Baca juga : Menhub Minta Pengemudi Transportasi Online Tingkatkan Keselamatan Berkendara
Ia mengutarakan bahwa Indonesia dengan potensi kekayaan seni budaya yang tak terhingga harus memiliki berbagai pusat kebudayaan dan ruang ekspresi di berbagai tempat, baik seni tari, seni pertunjukan, seni rupa, maupun seni visual.
Negara-negara lain sudah memiliki tempat-tempat kreasi tersebut, seperti Sydney Opera House di Australia, Esplanade di Singapura, dan berbagai tempat berkreasi serta berekspresi lainnya di seluruh dunia, ungkap Putu.