JT - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan fenomena perubahan iklim berdampak langsung terhadap pertanian lahan kering karena dapat membuat tanaman rentan kekurangan air dan mempengaruhi produksi pangan.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha mengatakan ada sekitar 60 juta hektare lahan kering di Indonesia dengan 29 juta hektare digunakan untuk produksi pertanian.
Baca juga : Puncak Arus Mudik di Pelabuhan Merak Diprediksi H-4 Lebaran
"Salah satu ekosistem yang rentan terhadap perubahan iklim adalah ekosistem lahan kering. Perubahan iklim berpengaruh terhadap produksi pangan," ujarnya di Jakarta, Senin.
Yudhistira mengungkapkan upaya penyediaan air yang dihubungkan dengan perubahan iklim menjadi sangat penting dalam pengelolaan lahan kering tersebut.
Dia menilai program bantuan pompanisasi yang digalakkan oleh Kementerian Pertanian sudah tepat untuk meningkatkan produktivitas lahan kering di Indonesia.
Baca juga : Akhiri Masa Jabatan, Pimpinan DPR RI 2019-2024 Berpamitan di Paripurna
Program pompanisasi dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman, termasuk untuk sawah tadah hujan. Kementerian Pertanian menyebut dari 7,5 juta hektare sawah di Indonesia ada sebanyak 36 persen berupa sawah tadah hujan.
Program itu difokuskan untuk lahan sawah yang indeks pertanaman satu kali dalam setahun, namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Pompanisasi menjadi solusi bagi para petani untuk meningkatkan indeks pertanaman.