JT - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo optimistis pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan sosial pangan berupa beras seberat 10 kilogram kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dari hasil produksi dalam negeri, seiring dengan mulainya masa panen raya.
"Kami telah memberikan instruksi kepada Bulog untuk mengambil persediaan beras dalam negeri, karena saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. Dengan demikian, program bantuan pangan beras dan SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) dapat menggunakan beras lokal kembali," kata Arief dalam keterangan di Jakarta pada Jumat.
Baca juga : Megawati, Jokowi, dan Ganjar akan berpidato pada Bulan Bung Karno 2023
Arief mengungkapkan bahwa saat ini telah memasuki masa panen raya dengan hasil panen padi mencapai sekitar 3,8 juta ton pada bulan Maret, sementara diprediksi akan mencapai 4,9 juta ton pada bulan April. Potensi ini, menurut Arief, dapat menjadi stok pangan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Meskipun demikian, Arief menyoroti perlunya memperhatikan stabilitas harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) dari petani selama masa panen.
Salah satu langkah yang diambil Bapanas untuk menjaga stabilitas harga gabah adalah memberlakukan fleksibilitas kepada Perum Bulog untuk menetapkan HPP gabah kering panen sebesar Rp6.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram.
Baca juga : PMI Salurkan Paket Kebersihan Bagi Pengungsi Gaza
Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa program bantuan pangan beras merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi, khususnya inflasi beras.
"Dengan demikian, penyaluran bantuan pangan beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia selalu menjadi perhatian Presiden Joko Widodo dalam setiap kunjungan kerja ke daerah," ujar Arief.