JT - Mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, menemukan bahwa nasib buruh tani dari kalangan emak-emak di daerah lumbung padi, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mendapatkan upah kecil setelah seharian kerja di sawah.
"Kondisi itu tentu menyedihkan, karena mereka bekerja sebagai buruh tani di bawah terik matahari seharian dari pagi sampai sore," kata Dedi.
Baca juga : Pengamat: Perlu Buka Rute Angkutan Baranangsiang-Rest Area Puncak
Saat berkeliling di wilayah Karawang, Dedi Mulyadi secara tak sengaja bertemu dengan rombongan emak-emak di areal sawah di sekitar Telukjambe, Karawang.
Emak-emak tersebut berjalan melewati pematang sawah sambil membawa sejumlah peralatan yang biasa digunakan untuk bekerja. Rupanya mereka baru pulang tandur di satu areal sawah milik orang lain.
Salah seorang buruh tani tersebut mengungkapkan bahwa mereka biasa bekerja dari pukul 7.00 WIB sampai sore sekitar pukul 16.00 WIB. Upah yang mereka dapatkan terbilang kecil, hanya Rp50 ribu per hari.
Baca juga : Jumlah Penerima Bantuan Perguruan Tinggi di Tangsel Meningkat
Dedi Mulyadi turut merasakan apa yang dirasakan para emak-emak tersebut sebab menanam padi tak semudah memasak nasi untuk dimakan.
“Sudah susah (menanam padi), belum tentu juga hasil. Bisa gagal panen gara-gara hama atau busuk kebanjiran,” kata dia.* * *