JAKARTATERKINI.ID - Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, menegaskan bahwa peran kritis anak-anak muda turut membantu mengurangi penyebaran hoaks terkait Pemilu 2024 di ranah digital.
"Anak muda yang merupakan pemilih terbanyak ini, dengan porsi 56,4 persen, relatif kritis dan tidak suka membuat hoaks. Nah, ini membuat penyebaran hoaks menurun, karena begitu mereka mendapatkan informasi hoaks, mereka tidak menyebarkannya," ungkap Usman.
Baca juga : Sekda Kabupaten Tangerang Pensiun Dini untuk Maju di Pilkada 2024
Pemilih muda dalam Pemilu 2024 melibatkan generasi milenial (kelahiran 1981 hingga 1996) dan generasi Z (kelahiran 1997 sampai 2012), yang masing-masing menyumbang 33,6 persen dan 22,8 persen dari pemilih.
Usman menyatakan bahwa penurunan hoaks di ruang digital selama Pemilu 2024 juga dipengaruhi oleh implementasi program literasi digital yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dalam kerangka program tersebut, dilakukan kampanye publik dengan tema "Pemilu Damai" untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat saat menerima informasi di ranah digital menjelang Pemilu 2024.
Baca juga : PKS Pasang Target Menang di 60 Persen Daerah Pilkada 2024
"Kampanye Pemilu Damai ini salah satu materinya adalah antihoaks, dan itu menjadi bagian dari literasi digital, sehingga merupakan salah satu faktor penurunan penyebaran hoaks," tambah Usman.
Peningkatan literasi digital di tingkat nasional juga dianggap berkontribusi pada penurunan penyebaran hoaks. Berdasarkan hasil survei Indeks Literasi Digital tahun 2022, Indonesia memiliki indeks literasi digital sebesar 3,54, meningkat dari 3,49 pada tahun 2021.
Bagikan
