JAKARTATERKINI.ID - Calon Presiden RI Ganjar Pranowo menyatakan adanya anomali dalam hasil suara dalam pemilihan umum presiden (pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (pileg) tahun ini.
Ganjar mengungkapkan pernyataan tersebut ketika ditanya mengenai kekalahan pasangan calon nomor urut 3 di Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Jawa Tengah berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) hingga saat ini.
Baca juga : LPPOM MUI Mendorong Tinta untuk Pemilu Harus Memiliki Sertifikasi Halal
"Meskipun hasil quick count menunjukkan PDI Perjuangan masih menduduki peringkat teratas, tampaknya ada anomali dalam perolehan suara saya. Kini, kami sedang menyelidiki hal tersebut bersama tim. Kami berharap dapat menemukan faktor-faktor yang menyebabkan split ticket voting yang terlalu besar," ujar Ganjar setelah rapat bersama Tim Pemenangan Nasional (TPN) 03 di Gedung HighEnd, Jakarta, Kamis.
Split ticket voting adalah fenomena yang terjadi ketika pemilih memilih kandidat dari berbagai partai politik dalam pemilihan yang berbeda, seperti memilih partai politik A untuk pemilihan anggota DPR RI, tetapi memilih pasangan calon presiden yang bukan dari partai politik yang sama.
Berdasarkan hasil quick count dari berbagai lembaga survei, meskipun PDI Perjuangan masih memimpin dengan perolehan suara rata-rata 15—16 persen, pasangan calon nomor urut 3 hanya mendapatkan sekitar 15—16 persen atau berada di urutan terbawah.
Baca juga : PKS Pasang Target Menang di 60 Persen Daerah Pilkada 2024
Ganjar menyatakan bahwa pihaknya akan menelaah lebih lanjut penyebab dari split ticket voting ini dan menunggu hasil resmi dari rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Pada prinsipnya, kami akan menghormati keputusan yang diambil oleh KPU. Kami akan mengikuti semua proses dengan hormat," tambah Ganjar.