JT — Maraknya aksi vandalisme di jalan-jalan utama Kota Bekasi dinilai sebagai bentuk kelalaian yang terabaikan. Pasalnya, dari 82 titik CCTV yang terpasang di wilayah tersebut, hanya 32 titik yang berfungsi.
“Ini seperti ada pembiaran. Setidaknya harus ada koordinasi antara pihak-pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan, agar pemantauan di jalan protokol bisa lebih efektif. Jargon Smart City sepertinya masih jauh dari kenyataan,” kata Depi Irawan, Bendahara Forum Seniman Bekasi sekaligus seniman mural, Jumat (25/4).
Baca juga : Empat Pekerja Tewas, Operasional Pabrik Pupuk di Karawang Dihentikan Sementara
Ia menambahkan, jika masyarakat belum disiplin menjaga lingkungan, maka pengawasan dari pemerintah seharusnya diperketat.
Depi menyayangkan belum ada satu pun pelaku vandalisme yang tertangkap, termasuk pelaku perusakan tugu bambu di jalan utama Kota Bekasi.
“Kami minta rekaman CCTV di wilayah itu, tapi katanya tidak ada. Padahal itu jalan utama, semestinya tidak luput dari pantauan,” ujarnya.
Baca juga : Pemkab Bekasi Promosikan Durian Lokal di Festival Buah Nusantara 2025
Keluhan serupa disampaikan Bagus (38), warga Bekasi Utara. Ia menyebut, dalam kasus tabrak lari yang menimpa saudaranya di Jalan Joyo Martono, Bekasi Timur, pihak keluarga kesulitan mendapatkan bukti rekaman CCTV.
“Saudara saya ditabrak sekitar pukul 02.35 WIB. Kami minta rekaman CCTV ke Dishub, tapi katanya harus ke BPTJ. Ini jalan besar, korbannya meninggal, tapi kami bingung harus ke mana,” keluhnya.