JT – Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications menunjukkan bahwa perubahan sederhana dalam waktu makan dapat memberikan efek perlindungan pada kesehatan jantung, khususnya bagi para pekerja shift malam.
Studi tersebut menemukan bahwa orang yang bekerja pada shift malam mengalami risiko kesehatan jantung yang lebih rendah jika mereka hanya makan di siang hari.
Baca juga : RSUD Dr Moewardi Catat Sejarah, Operasi Ginekologi Pertama dengan Microwave Ablation
"Penelitian kami mengendalikan setiap faktor yang mungkin memengaruhi hasil, sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa waktu makanlah yang memengaruhi perubahan risiko kardiovaskular," kata peneliti utama Dr. Sarah Chellappa seperti dikutip dari Medical Daily, Jumat (11/4).
Sebelumnya, tim peneliti yang sama menemukan bahwa ketidakselarasan sirkadian—yakni ketika aktivitas seperti makan dan tidur tidak sesuai dengan jam biologis tubuh—berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Kami ingin mencari solusi untuk menurunkan risiko ini, dan penelitian baru kami menunjukkan bahwa waktu makan bisa menjadi kunci penting," ujar peneliti senior Frank Scheer.
Baca juga : Penelitian: Pemanis Buatan dalam Soda Diet Tingkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke
Penelitian dilakukan terhadap 20 orang muda yang sehat dalam studi laboratorium tidur selama dua minggu di Brigham and Women's Center for Clinical Investigation. Para peserta ditempatkan di lingkungan terkendali tanpa cahaya alami atau akses ke jam dan perangkat elektronik.
Setelah berjaga selama 32 jam untuk mengganggu jam biologis tubuh, para peserta mengikuti rutinitas shift malam buatan. Sebagian peserta diminta makan hanya di siang hari, sementara lainnya diperbolehkan makan di malam hari seperti umumnya pekerja shift. Seluruh peserta memiliki pola tidur yang sama.