JT - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengingatkan bahwa sampah sisa makanan atau food waste masih menjadi penyumbang terbesar dalam komposisi sampah di Indonesia, dengan sebagian besar berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
"Indonesia masih terlalu sembrono dalam mengelola makanannya. Sebanyak 39,87 persen atau hampir 20 juta ton sampah yang kita hasilkan merupakan sisa makanan," kata Hanif dalam kegiatan Asta Sekolah dan Kampus yang dipantau daring di Jakarta, Sabtu (14/3).
Baca juga : Kemendagri Pastikan Siswa 17 Tahun Mendapatkan KTP pada Hari Ulang Tahun
Hanif menyoroti ironi ini, di mana banyak orang masih berjuang untuk mendapatkan makanan, sementara 40 persen dari total sampah yang dihasilkan justru merupakan makanan yang terbuang.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total timbulan sampah nasional sepanjang 2024 mencapai 32,8 juta ton yang berasal dari 303 kabupaten/kota.
Komposisi sampah didominasi oleh sisa makanan (39,87 persen), disusul sampah plastik (19,54 persen). Selain itu, terdapat sampah organik kayu/ranting (12,7 persen) dan kertas/karton (11,09 persen). Jenis sampah lainnya meliputi logam, kain, karet, kaca, dan beragam material lainnya.
Baca juga : Kebakaran Gedung Kementerian ATR/BPN Berhasil Dipadamkan, Tidak Ada Korban Jiwa
Hanif juga mengungkapkan bahwa masih banyak sampah yang belum terkelola dengan baik di Indonesia. Mayoritas TPA masih menerapkan sistem open dumping atau pembuangan sampah secara terbuka, yang berdampak buruk terhadap lingkungan.
Untuk mengatasi hal ini, KLHK tengah melakukan penegakan hukum terhadap pengelolaan sampah, termasuk memberikan sanksi administratif dan langkah pidana bagi TPA ilegal.