JT – Museum Mektri di Peulanggahan, Banda Aceh, menjadi pusat pembelajaran dan pelestarian mesin kuno teknologi industri pertama di Indonesia.
Pemilik Museum Mektri, Suhendrianto, di Banda Aceh, Kamis, mengungkapkan bahwa museum ini lahir dari ketertarikannya terhadap mesin-mesin kuno industri yang berawal pada tahun 2014. Saat itu, ia menemukan mesin buatan Jerman tahun 1921 dalam kondisi rusak di sebuah gudang besi tua.
Baca juga : Pemprov Jateng Perbaiki 17.325 Rumah Tak Layak Huni Selama 2024
“Momen itu seolah melihat singa Eropa. Meskipun mati, tetaplah singa. Keberadaannya di tanah ini menunjukkan sebagai mahakarya hasil kemerdekaan ilmu pengetahuan bangsa Eropa,” ujar Suhendrianto, yang juga dosen Fakultas Teknik Industri Universitas Syiah Kuala (USK).
Sejak saat itu, ia berkomitmen mengumpulkan dan melestarikan berbagai mesin industri kuno. Selama satu dekade, ia berhasil mengoleksi 38 unit mesin kuno secara mandiri. Koleksi ini kemudian menjadi dasar pendirian Yayasan Mektri, Museum, dan Workshop pada tahun 2023.
“Yayasan ini memfasilitasi materi kemerdekaan ilmu pengetahuan, workshop restorasi mesin kuno, dan museum sebagai ‘kandang singa’ ilmu yang merdeka,” jelasnya.
Baca juga : Pemprov Jabar Masih Tunggu Keputusan Vaksin Covid-19 Berbayar
Museum Mektri resmi berdiri pada 3 Mei 2024 di Peulanggahan, Banda Aceh, diresmikan oleh Anies Baswedan. Museum ini kini memiliki koleksi mesin kuno industri yang dibuat antara tahun 1921 hingga 1978, diperoleh dengan cara membeli dari masyarakat.
“Hampir semuanya saya beli sendiri, hanya satu yang merupakan hasil sumbangan. Harga satu mesin sekitar Rp5 juta,” ungkapnya.