JT - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memperluas penanaman mangrove sebagai langkah strategis untuk menghadapi banjir rob dan dampak penurunan permukaan daratan.
"Mangrove adalah pertahanan terluar kita, setelah itu padang lamun dan terakhir tegalan berupa terumbu karang," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, di Jakarta, Selasa (26/11).
Baca juga : MRT Jakarta Rekayasa Lalu Lintas Terkait Pembangunan Stasiun Thamrin
Penanaman mangrove semakin digencarkan karena struktur akar mangrove yang kokoh mampu mencengkeram tanah dan mencegah abrasi.
Berdasarkan data Dinas KPKP, Jakarta memiliki kawasan mangrove seluas 682 hektare, tersebar di pesisir Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Hingga kini, rehabilitasi mangrove mencapai 94,49 hektare dengan total 472.496 batang mangrove ditanam sejak 2002.
Selain rehabilitasi mangrove, Pemprov DKI juga mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan meningkatkan upaya daur ulang. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dari daratan sering kali mencemari laut dan menghambat ekosistem mangrove.
Baca juga : Tawuran Antarwarga Kembali Terjadi di Jakarta Timur, Polisi Perketat Pengamanan
Selain upaya ekologis, Pemprov DKI Jakarta juga menjalankan program pembangunan tanggul raksasa melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) untuk mencegah banjir rob. Program ini melibatkan pembangunan tanggul pantai dan laut guna melindungi kawasan pesisir.
Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dietriech G. Bengen, keberadaan sempadan pantai juga menjadi solusi penting dalam mencegah abrasi dan mengantisipasi dampak air laut yang masuk ke daratan. "Sempadan pantai minimal 100 meter dari pasang tertinggi harus menjadi ruang terbuka hijau," katanya.