JAKARTATERKINI.ID - Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran Arfin Sudirman mengatakan debat ketiga capres Pemilu 2024, yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 7 Januari 2024, harus dapat membahas isu-isu krusial seperti mendorong reformasi sektor keamanan.
"Mendorong reformasi sektor keamanan yang masih menyisakan banyak PR (pekerjaan rumah)," kata Arfin saat dihubungi dari Jakarta.
Baca juga : Presiden Jokowi Siapkan Keppres Pengunduran Diri Mahfud
Oleh sebab itu, Arfin meminta panelis debat ketiga capres Pemilu 2024 nantinya dapat menggali konsep kebijakan keamanan nasional dari masing-masing kandidat serta meliputi keamanan komprehensif pada politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Selain itu, lanjut dia, meliputi juga keamanan manusia yang berfokus pada keamanan pangan, kesehatan, dan komunitas.
"Dalam hal ini, kandidat harus mampu mengidentifikasi potensi dan tren ancaman terhadap keamanan nasional saat ini. Misalnya, ancaman dari kelompok transnasional, seperti narkoba, TPPO (tindak pidana perdagangan orang), illegal fishing (penangkapan ikan ilegal), terorisme, separatisme, serta cyber dan digital crime (kejahatan siber dan digital)," jelasnya.
Baca juga : Jusuf Kalla Fasilitasi Prabowo dalam Akuisisi Pabrik Kertas di Kalimantan
Arfin menambahkan debat ketiga juga harus mampu membuat para kandidat mengidentifikasi potensi dan tren ancaman terhadap keamanan nasional; misalnya, mulai dari kebijakan, deteksi dini, anggaran, penanggulangan, gugus tugas, mitigasi, hingga keberlanjutan pencegahan.
"Panelis debat pun harus mampu menggali pemikiran kritis para kandidat mengenai kemungkinan potensi ancaman yang masif dalam lima tahun yang akan datang, yang setara dengan ancaman COVID-19 misalnya. Di mana tidak satu pun kandidat di Pilpres 2019 membahas mengenai potensi ancaman COVID-19, tetapi ancaman itu yang paling dirasakan oleh masyarakat Indonesia selama tiga tahun terakhir," ujar Arfin.