JT – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahmadi, mengungkapkan bahwa rumah-rumah yang menggunakan atap ringan seperti seng dan spandek lebih rentan mengalami kerusakan saat diterjang angin puting beliung. Hal ini terbukti dalam peristiwa angin kencang di Lombok Barat pada 2 November 2024, yang merusak sebagian besar rumah dengan atap ringan tersebut.
"Sebagian besar rumah yang rusak disebabkan oleh aspek teknis. Atap berbahan seng, spandek, dan asbes yang tidak terikat kuat dengan bangunan sangat mudah terbawa angin," ujar Ahmadi dalam keterangannya di Mataram, Senin.
Baca juga : 320 Ribu Tiket Kereta Api Lebaran Sudah Dipesan
Angin puting beliung yang berkecepatan lebih dari 63 km/jam dapat menerbangkan ranting dan menumbangkan pohon, serta merusak atap ringan yang mudah terlepas, terutama jika kondisi atap sudah keropos karena karat. Sebaliknya, rumah dengan atap genteng yang lebih berat cenderung lebih aman saat terjadi angin kencang.
BPBD NTB telah melakukan peninjauan ke lokasi terdampak angin puting beliung di Lombok Tengah dan Lombok Barat pada 3 November 2024, sekaligus menyalurkan bantuan logistik tanggap darurat berupa selimut, air mineral, terpal, dan karung.
Dengan memasuki musim hujan, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang, banjir, dan tanah longsor yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal. BPBD NTB juga menyarankan warga untuk memanfaatkan air hujan dengan mengisi embung, waduk, atau penampungan air lainnya demi mengantisipasi kebutuhan air di musim kemarau.
Baca juga : Unit Reskrim Polsek Tambun Selatan Tangkap Lima Pengedar Tembakau Sintetis