JT - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN Wihaji mengimbau agar daerah memperkuat upaya dalam percepatan penurunan stunting, yang merupakan masalah kekerdilan pada anak-anak di bawah lima tahun (balita) akibat gagal tumbuh.
"Saya berharap angka stunting dapat ditekan secara signifikan untuk mendukung generasi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan produktif," ungkap Wihaji saat kunjungan kerja ke Desa Pasar Keong, Kabupaten Lebak, Banten, pada Rabu.
Baca juga : PB PON Sumut Rencanakan Modifikasi Cuaca untuk Upacara Penutupan PON XXI/2024
Pemerintah berkomitmen untuk mengatasi prevalensi stunting melalui sinergi lintas sektor, dengan fokus pada peningkatan kesehatan ibu dan anak serta peran aktif masyarakat setempat. Dalam kunjungan tersebut, Wihaji meninjau program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) untuk memastikan efektivitas program di tingkat daerah.
Wihaji juga melakukan peninjauan lokasi bedah rumah untuk keluarga dengan balita berusia dua tahun dan peletakan batu pertama untuk pembangunan bedah rumah bagi keluarga berisiko stunting (KRS). Selain itu, ia mengunjungi rumah keluarga berisiko stunting, khususnya ibu hamil, dengan harapan program ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan tempat tinggal, yang berperan dalam mengurangi risiko stunting melalui perbaikan sanitasi dan kesehatan.
Dalam program ini, kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dan posyandu juga menjadi garda terdepan dalam pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Layanan keluarga berencana (KB) dengan metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan dan IUD, serta penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin (CATIN), juga merupakan bagian dari upaya tersebut.
Baca juga : Gelombang Tinggi Hantam Pantai Muaro Batang Kapas, Dua Rumah Rusak
Melalui edukasi Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan konseling kesehatan reproduksi, para ibu hamil dan keluarga balita diberikan pemahaman mengenai gizi dan kesehatan untuk pencegahan stunting. Sebagai bentuk apresiasi, Wihaji menyerahkan piagam penghargaan kepada kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan yang aktif dalam pelayanan KB terintegrasi di Provinsi Banten, serta memberikan bantuan sembako kepada 100 keluarga berisiko stunting.
Menteri juga melantik Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) sebagai bentuk penghargaan kepada individu dan organisasi yang terlibat dalam program ini. Dalam temu wicara dengan stakeholder dan masyarakat, Wihaji mendengarkan aspirasi dan tantangan yang dihadapi dalam upaya penurunan stunting.