JT - Direktur Sistem Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, mengungkapkan bahwa 99 persen bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi yang berkaitan dengan iklim dan cuaca. Hal ini mencakup berbagai bencana seperti banjir, abrasi pantai, dan kekeringan.
“Bencana hidrometeorologi memberikan dampak buruk jika terus dibiarkan, sehingga masyarakat perlu mengambil peran untuk mencegah bencana ini,” kata Agus Wibowo di Jakarta, Senin.
Baca juga : Mendagri Tito Berterima Kasih atas Kehadiran Dua Wamen di Kemendagri
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia adalah abrasi pantai yang menyebabkan pulau-pulau kecil tenggelam. Agus mengingatkan bahwa masalah ini merupakan isu serius yang harus dihadapi ke depan.
Selain itu, perubahan iklim juga berkontribusi terhadap berkurangnya es di Puncak Jaya, yang berakibat pada kerugian di sektor pertanian. “Di Papua Tengah, suhu yang terlalu dingin menyebabkan produk pertanian beku dan gagal panen,” ujar Agus.
BNPB pun sedang berupaya membangun gudang logistik di Papua Tengah untuk mengatasi masalah tersebut. “Kami membangun gudang untuk mendekatkan bantuan jika terjadi masalah. BNPB kini juga menangani bencana kelaparan, COVID-19, dan masalah lainnya,” tambahnya.
Baca juga : Polri Terima 325 Calon Taruna Akpol 2024
Meskipun bencana alam geologi yang disebabkan oleh aktivitas tektonik dan vulkanik hanya terjadi 1 persen, Agus mengingatkan bahwa dampak yang ditimbulkan bisa sangat fatal. Contohnya, gempa bumi di Cianjur yang berdurasi 6,4 detik mengakibatkan 600 orang meninggal dan 60.000 rumah hancur.
“Bencana ini memerlukan waktu lama untuk pemulihan dan anggaran yang besar,” katanya, menegaskan pentingnya persiapan dan mitigasi bencana di Indonesia. * * *