JT – Akselerasi Puskesmas Indonesia (APKESMI) mendorong pengoptimalan pemberdayaan masyarakat dalam upaya menurunkan dan mencegah stunting di Indonesia. Ketua Umum APKESMI, Kusnadi, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mempercepat penurunan angka stunting.
"Salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia adalah peran masyarakat. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting," ujar Kusnadi di Jakarta, Senin (16/9).
Baca juga : Baznas Libatkan Peserta Pesantren Kilat Dalam Kegiatan Sosial Lingkungan
Ia menyebutkan, kendala terbesar yang dihadapi saat ini adalah rendahnya kehadiran balita di posyandu. Karena itu, peran masyarakat dibutuhkan untuk memotivasi orang tua agar membawa balitanya ke posyandu untuk melakukan penimbangan dan pemantauan kesehatan.
Kusnadi juga menyoroti pentingnya input data yang valid melalui aplikasi e-PPGBM, karena data yang dihasilkan dari posyandu masih rendah, yang memengaruhi akurasi prevalensi stunting berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Prevalensi stunting di Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 21,5 persen, hanya menurun sedikit dari 21,6 persen pada 2022. APKESMI mengajak seluruh pemangku kebijakan untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam upaya ini, serta meminta DPR RI untuk mendukung regulasi terkait pemberdayaan masyarakat dalam percepatan penurunan stunting. * * *
Baca juga : Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Narkoba 35 Kg dari Jaringan Malaysia