JT – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendukung seruan untuk pemilihan umum baru di Venezuela setelah pemilu 28 Juli yang kontroversial. Biden menyatakan dukungannya dalam pernyataan singkat kepada wartawan sebelum meninggalkan Gedung Putih pada Kamis (15/8).
Biden bergabung dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang juga menyerukan pemilihan ulang. Seruan ini muncul setelah Gedung Putih menyatakan keyakinan bahwa kandidat oposisi Edmundo Gonzalez memperoleh lebih banyak suara daripada Presiden Nicolas Maduro. Gedung Putih mendesak Maduro untuk merilis data pemilih.
Baca juga : Slovenia Perpanjang Pengawasan di Perbatasan Kroasia dan Hungaria
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menilai ketidakmauan Maduro untuk mengungkapkan data pemilih menunjukkan kekhawatiran akan hasil pemilu yang sebenarnya.
Otoritas pemilu Venezuela telah mengumumkan Maduro sebagai pemenang dengan 52 persen suara, sementara Gonzalez mendapatkan 43 persen. Namun, rincian penghitungan suara belum dirilis, memicu tuduhan peretasan sistem pemungutan suara.
Pemimpin oposisi Maria Corina Machado dan Gonzalez menyerukan protes besar-besaran pada 17 Agustus untuk mendesak pengakuan kemenangan Gonzalez. Laporan sementara dari panel pakar PBB mengkritik kurangnya transparansi dan integritas dalam pemilu tersebut, mencatat bahwa hasil pemilu diumumkan tanpa rincian yang memadai.
Baca juga : Jokowi Tekankan Kemitraan Komprehensif pada KTT Asean-Jepang
Protes di Venezuela telah menyebabkan 25 kematian, 192 luka-luka, dan lebih dari 2.000 penangkapan. Presiden Maduro menyalahkan oposisi atas ketegangan yang terjadi dan menuduh mereka berusaha melakukan kudeta. * * *