DECEMBER 9, 2022
TERKINI

Bapanas Petakan Ketersediaan Pangan untuk Hadapi Dampak Kemarau

post-img
Calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (3/7/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras eceran naik atau mengalami inflasi sebesar 11,88 persen secara tahunan atau year on year (YoY) pada Juni 2024. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.

JT - Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah melakukan pemetaan potensi ketersediaan produksi, stok, dan importasi pangan untuk menghadapi dampak kemarau yang diperkirakan akan mengurangi siklus produksi tanaman pangan pada semester II 2024 dibandingkan semester I 2024.

"Tujuan pemetaan ini adalah untuk menjaga ketersediaan pangan termasuk pendistribusian ke semua wilayah hingga akhir tahun ini," ujar Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.

Baca juga : Yasonna Laoly Pamit dari Kemenkumham, Siap Lanjutkan Pengabdian di DPR

Maino menjelaskan bahwa pihaknya terus memperkuat cadangan pangan pemerintah melalui BUMN Pangan, yaitu Perum Bulog dan ID FOOD. Bulog bertanggung jawab untuk memenuhi cadangan pangan komoditas padi, jagung, dan kedelai, sementara ID FOOD akan menangani sisanya.

"Bulog Nusa Tenggara Barat memiliki cadangan jagung sekitar 56 ribu ton. Ini menunjukkan bahwa Bulog telah mulai bergerak untuk menyediakan cadangan pangan, terutama jagung," kata Maino.

Penurunan produksi jagung sering terjadi antara Agustus hingga Desember, periode di mana Indonesia mengalami musim penghujan yang mendorong petani lebih banyak menanam padi daripada jagung. Cadangan jagung yang disimpan oleh Bulog diharapkan dapat mengantisipasi kenaikan harga jagung. Pemerintah dapat menggelontorkan jagung dari cadangan saat harga jagung naik di atas harga acuan.

Baca juga : Pengganti Firli Bahuri Harus Melalui Pansel DPR RI

Bapanas memproyeksikan total ketersediaan beras di Indonesia hingga Desember 2024 mencapai sekitar 39,8 juta ton. Angka ini melibatkan realisasi impor sekitar 4,3 juta ton, beras awal sebanyak 4,1 juta ton, dan produksi dalam negeri yang diperkirakan mencapai 31,5 juta ton. Kebutuhan konsumsi beras tahunan untuk masyarakat Indonesia sekitar 31,2 juta ton, atau sekitar 2,6 juta ton per bulan.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Angin dominan dari arah timur hingga tenggara membawa udara kering dan dingin dari Australia ke Indonesia, yang kurang mendukung proses pertumbuhan awan di wilayah tersebut. * * *


Tentang Kami

Jakartaterkini.id merupakan transformasi dari Media sosial Instagram Jakarta terkini, yang lahir sejak tahun 2017 silam. Melalui media online kami ingin lebih berkomitmen dalam menghadirkan beragam informasi yang lebih luas, komprehensif dan faktual.

Kami berfokus menjadi media lokal Jakarta yang terkini, sesuai dengan tag line kami, Informasi terkini di Jakarta. Dibawah naungan JTN Media kami terus beradaptasi dalam segala aspek sesuai dengan perkembangan sosial terkini. Selain itu kami juga terus melakukan inovasi terhadap perkembangan teknologi agar dapat memenuhi keinginan khalayak dalam mengakses informasi.

Kami adalah media yang Independent dengan mengedepankan kaidah jurnalistik, disajikan secara berimbang tanpa intervensi.

Bicara Jakarta..?! Jakarta terkini, Informasi terkini di Jakarta, Powered by JTN Media. 

 
Cart