JT - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan bahwa paham radikalisme menyasar segala usia, termasuk anak-anak, remaja, dan perempuan. Kasubdit Kerjasama Multilateral BNPT, Weti Deswiyati, menekankan pentingnya perlindungan anak-anak dari ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme, serta memperkuat peran keluarga dalam mendeteksi paparan paham radikalisme.
"Keluarga adalah orang-orang terdekat yang sangat berpotensi melakukan deteksi dini untuk mencegah ekstremisme berbasis kekerasan berlanjut. Ini sebagai ikhtiar dalam memperkuat ketahanan keluarga, termasuk bagi keluarga yang anggotanya terindikasi terpapar ajaran ekstremis berbasis kekerasan," kata Weti dalam rilis yang diterima, Jumat.
Baca juga : Sufmi Dasco Ahmad: Partai Perindo Diprediksi Masuk Parlemen 2029
Dalam kampanye anti-radikalisme di Blitar dan Kediri, BNPT memberikan pemahaman bahwa pencegahan terorisme dapat dimulai dari lingkup keluarga, yang merupakan madrasah pertama dalam membentuk karakter anak. Pentingnya peran orang tua dan wali murid menjadi hal krusial dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak untuk melawan paham radikal.
Peran perempuan, terutama ibu, dianggap strategis dalam memberikan edukasi dan literasi kepada keluarga dan anak-anak untuk menghindari paham kekerasan dan terorisme. Kampanye ini bertujuan membuka wawasan masyarakat untuk memahami bahwa pencegahan terorisme bisa dimulai dari pendekatan keluarga.
Hesti Armiwulan, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, mengingatkan bahwa kurangnya literasi digital dapat berdampak buruk terhadap masyarakat, dengan ide dan paham radikal menyebar melalui media digital. Menurut Hesti, fenomena sosial ini berpotensi mempengaruhi anak-anak, remaja, dan perempuan.
Baca juga : Kemenag: "Smartcard" Dapat Mendeteksi Validitas Data Jamaah Calon Haji
"Anak-anak kita yang masih usia SD kelak akan menjadi pemimpin di masa depan. Mereka harus menjadi perhatian utama kita sekarang karena masa depan berada di tangan mereka," kata Hesti, yang juga mantan Komisioner Komnas HAM RI.
Kegiatan ini melibatkan siswa SMP/MTs di Kediri bersama orang tua, dengan acara serupa sebelumnya di Blitar. Acara ini merupakan kolaborasi antara FKPT Jawa Timur dan BNPT dengan program "Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku", bertujuan melibatkan masyarakat dan pelajar dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. * * *