JT - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengacu pada studi yang menyatakan bahwa populasi nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia harus mencapai setidaknya 60 persen di lingkungan untuk efektif menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Jadi salah satu target harus sampai pada 60 persen. Kalau kurang dari 60 persen kan kurang signifikan terhadap kasus DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, di Jakarta, Jumat.
Baca juga : Evaluasi Pembayaran Tiket MRT Jakarta: Dompet Digital Gopay dan OVO Tidak Bisa Digunakan Mulai 1 Juli 2023
Dinas Kesehatan berencana mengimplementasikan penyebaran nyamuk Aedes aegypti dengan wolbachia di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Namun, waktu penyebarannya belum dipastikan karena survei kesiapan masyarakat masih berlangsung.
Ani optimistis masyarakat siap, merujuk pada sosialisasi yang telah dilakukan dan pertanyaan yang mereka ajukan.
"Dari berbagai macam sosialisasi, respons, dan pertanyaan selama ini, tampaknya masyarakat siap. Bahkan beberapa bertanya kapan mulai disebar. Tapi kami harus memastikan. Keberhasilan sangat bergantung pada dukungan masyarakat," ujarnya.
Baca juga : DPRD DKI Jakarta Minta Warga Dilibatkan Dalam Daur Ulang Sampah
Mengenai mekanisme penyebaran, Ani menjelaskan bahwa nantinya pemerintah akan meletakkan ember-ember berisi jentik nyamuk mengandung wolbachia di berbagai titik. Sejumlah orang akan ditunjuk untuk memantau dan bertanggung jawab terhadap titik pelepasan.
"Setelah itu, sekian hari diperkirakan sudah menjadi nyamuk dewasa, yang kemudian akan dilepas. Targetnya, kan itu masanya enam bulan. Selama enam bulan dilepas secara periodik. Targetnya kemudian nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia itu di populasi ada 60 persen dari populasi nyamuk," tuturnya.