JT - Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menekankan pentingnya Polri untuk memperkuat pembinaan mental anggotanya guna mencegah pelanggaran hukum dan kasus kematian sia-sia.
Bambang, dalam konfirmasinya di Jakarta pada hari Selasa, menyebutkan bahwa kasus-kasus menonjol yang melibatkan anggota Polri, seperti bunuh diri dan kasus polwan yang membakar suami, menunjukkan lemahnya pembinaan mental di institusi tersebut.
Baca juga : Kemenkumham Operasikan 108 Unit Autogate di Bandara Internasional
“Kasus-kasus tersebut menjadi sorotan utama, dan perlu tindakan preventif agar kejadian serupa tidak terulang," ujarnya.
Menurut Bambang, motif di balik kasus polwan yang membakar suaminya karena terjerat judi daring menjadi perhatian serius, dengan beberapa kasus kematian sia-sia anggota Polri juga terkait dengan masalah yang serupa.
“Banyak faktor yang memengaruhi, termasuk gaya hidup hedon yang mengakibatkan polisi mencari pendapatan dari sumber-sumber yang tidak jelas," ungkapnya.
Baca juga : Polisi Siagakan 3.315 Personel Amankan Istighotsah Kubro di MK
Bambang menyoroti pula kurangnya efisiensi dalam manajemen sumber daya manusia dan pengawasan internal yang lemah sebagai penyebab terjeratnya anggota Polri dalam aktivitas negatif.
Dia menegaskan bahwa peningkatan pembinaan mental dan perhatian terhadap kesejahteraan dan kesehatan mental anggota merupakan hal yang penting bagi pimpinan kepolisian.