Denpasar, 01/9 (JT) - PT Pertamina menjamin pasokan bahan bakar minyak (BBM) subsidi tetap terjaga di Bali meskipun terjadi kenaikan harga jenis Pertamax nonsubsidi sebesar Rp800 menjadi Rp13.300 per liter mulai Jumat ini.
Ahad Rahedi, Manager Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, menyatakan bahwa "pasokan ada dan tersedia" di Bali. Operasional BBM di Bali berada di bawah koordinasi Operasional Regional (MOR) V, yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga : Citilink Fokus Restorasi 56 Pesawat Demi Optimalisasi Operasional 2025
Menurut data dari Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, stok Pertamax di Bali saat ini sekitar 6.400 kiloliter dengan perkiraan daya cakupan hingga 15 hari, dan akan diperbarui secara berkala.
Harga BBM subsidi Pertalite dengan oktan lebih rendah (RON 90) tetap pada Rp10 ribu per liter di Bali, dengan stok saat ini mencapai 5.790 kiloliter, cukup untuk tiga hari, dan juga akan diperbarui.
Ahad Rahedi juga menyatakan bahwa sebagian pengguna Pertamax diperkirakan akan beralih ke BBM nonsubsidi dengan oktan yang lebih tinggi, seperti Pertamax Turbo dengan oktan 98.
Baca juga : Menteri Amran Tegaskan Stok CPO Memadai untuk Bahan Baku B50
Selain Pertamax, harga per liter BBM nonsubsidi lainnya yang mengalami kenaikan termasuk Pertamax Turbo menjadi Rp15.900, Dexlite menjadi Rp16.350, dan Pertamina Dex menjadi Rp16.900.
Di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, sebagian besar penjualan BBM dikuasai oleh Pertalite dengan porsi mencapai 86 persen, diikuti oleh Pertamax sebesar 13 persen, dan Pertamax Turbo dengan 0,4 persen. Dexlite mencapai 2,5 persen, Pertamina Dex mencapai 1,5 persen, sedangkan biosolar subsidi mendominasi dengan porsi 96 persen.