JT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Autonomous Rapid Transit (ART) sebagai solusi terbaru dalam mengatasi kemacetan lalu lintas perkotaan di Indonesia.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2024 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, Presiden Jokowi menyampaikan tawaran tersebut kepada para wali kota se-Indonesia.
Baca juga : Pemerintah Minta Freeport Juga Bangun Smelter di Papua
"Kini ada yang baru, yaitu ART, Autonomous Rapid Transit. Tidak menggunakan rel, melainkan menggunakan magnet, dengan kapasitas tiga gerbong, dua gerbong, atau satu gerbong," ujarnya, seperti yang dilaporkan oleh Sekretariat Presiden di Jakarta.
Menurut Jokowi, biaya pembangunan ART jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan transportasi massal lainnya seperti Mass Rapid Transit (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta, Kerta Cepat Jakarta-Bandung, dan bahkan subway.
Presiden menjelaskan bahwa biaya pembangunan MRT di Jakarta pada tahap awal mencapai Rp1,1 triliun per kilometer, yang kini meningkat menjadi Rp2,3 triliun per kilometer.
Baca juga : DPR Setujui 79 RUU Pembentukan Kabupaten/Kota Menjadi Undang-Undang
"Silakan angkat tangan, kota mana yang mampu membangun MRT dengan biaya APBD Rp2,3 triliun per kilometer?," tanya Jokowi kepada para hadirin.
Meskipun biaya pembangunan LRT mencapai sekitar Rp600 miliar per kilometer dengan subsidi dari pemerintah pusat, dan gerbong kereta yang diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA), namun kereta cepat punya biaya lebih rendah, yakni sekitar Rp780 miliar per kilometer.