JT - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengungkap bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memiliki ratusan pompa untuk mempercepat proses surutnya banjir.
"Kita memiliki cukup banyak embung dan sistem pompa, saat ini terdapat sekitar 580 pompa mobile yang semuanya aktif, hanya 10 yang sedang dalam perbaikan ringan," ujar Heru setelah meninjau sistem pompa PAM Jaya di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada hari Senin.
Baca juga : DLH DKI Jakarta Gandeng Warga untuk Mencegah Pembakaran Sampah Ilegal
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa musim kemarau di Jakarta akan dimulai pada bulan April dan mencapai puncaknya pada bulan Juli-Agustus 2024. Namun, prediksi musim kemarau untuk wilayah Jakarta mundur hingga bulan Mei 2024.
Menanggapi hal ini, Heru berharap agar curah hujan di Jakarta tetap dalam batas normal hingga musim kemarau. "Jika terlambat, itu berarti musim hujan akan berlangsung lebih lama. Semoga dengan durasi yang lebih panjang, curah hujan tetap dalam batas normal," tambahnya.
Heru juga mengungkapkan bahwa curah hujan tinggi pada pertengahan Februari 2024 telah menyebabkan beberapa daerah di Jakarta mengalami banjir. Hal ini terjadi karena curah hujan melebihi kapasitas drainase di Jakarta.
Baca juga : Masjid Raya JIC Memperkuat Pesan Kedamaian dan Kemanusiaan pada Perayaan Idul Adha
Menurut Heru, beberapa wilayah di Jakarta dapat mengalami banjir jika curah hujan yang tinggi berlangsung selama lebih dari lima jam.
Sebelumnya, Heru telah menyebut beberapa konsep untuk penanggulangan banjir di Jakarta, salah satunya adalah pembangunan embung seperti Embung Jagakarsa di Jakarta Selatan. Embung ini dirancang sebagai waduk kecil yang dapat menampung air hujan untuk mengatasi genangan dan banjir di wilayah sekitarnya.