JT - Perusahaan sosial Eco Tourism Bali mengungkapkan potensi defisit air di Provinsi Bali diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025 karena meningkatnya kebutuhan pembangunan, termasuk untuk sektor pariwisata.
“Jika tidak diatasi, masalah ini akan menjadi semakin serius,” kata Direktur Eco Tourism Bali, Rahmi Fajar Harini di Denpasar, pada hari Senin.
Baca juga : Megawati Sebut Sudah Ada yang Mengincar Jabatan Ketum PDIP
Ia mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah di Bali, termasuk Pemerintah Kabupaten Gianyar, yang mengubah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
Peraturan PBG tersebut, katanya, melibatkan tiga instansi sekaligus, menjadikannya lebih ketat terutama dalam pengelolaan sumber air.
Rahmi merujuk pada data Status Daya Dukung Air Pulau Bali yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021. Data tersebut menjelaskan status air berdasarkan infrastruktur sistem penyediaan air baku (SPAB).
Baca juga : Kemenag Keluarkan Juknis Pembayaran Dam Haji
Menurut data tersebut, pada tahun 2025, kebutuhan air di Bali diperkirakan meningkat dari 5.951,92 liter per detik menjadi 7.991,29 liter per detik.
Potensi defisit air di Bali pada tahun 2025 dapat terjadi jika tidak ada penambahan kapasitas infrastruktur penyediaan air baku.
Bagikan
