JT - Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB), Rahmana Emran Kartasasmita, menyatakan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan tembakau konvensional yang umumnya beredar saat ini.
Menurutnya, hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi perokok dewasa untuk berhenti dari kebiasaan merokok.
Baca juga : DPRD DKI Minta Pemuda Manfaatkan BLK Condet dan Pasar Rebo
"Berhenti merokok secara total seringkali sulit bagi perokok dewasa. Oleh karena itu, mereka disarankan untuk beralih ke produk tembakau yang dipanaskan karena memiliki tingkat risiko kesehatan yang lebih rendah," kata Rahmana dalam keterangan resminya di Jakarta pada Selasa.
Rahmana menegaskan bahwa produk tembakau alternatif ditujukan bukan untuk kalangan nonperokok yang baru mulai mengonsumsi produk tembakau, tetapi untuk perokok aktif yang ingin melepaskan diri dari kecanduan merokok tembakau konvensional.
Hasil riset dari Universitas Bern di Swiss yang berjudul "Electronic Nicotine-Delivery Systems for Smoking Cessation" mengungkapkan potensi produk tembakau alternatif sebagai salah satu opsi yang efektif bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok.
Baca juga : DPRD DKI Jakarta Usulkan Tiga Nama Pj Gubernur ke Kemendagri, Heru Budi Masih Berpeluang
Riset tersebut, yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada Februari 2024, menyimpulkan bahwa produk tembakau alternatif lebih efektif daripada konseling berhenti merokok.
Pemimpin riset dari Institute of Primary Health Care di Universitas Bern, Reto Auer, menjelaskan bahwa kajian ilmiah tersebut melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti kedokteran keluarga, paru-paru, toksikologi, kecanduan, dan epidemiologi dari lima universitas di Swiss.