JAKARTATERKINI.ID - Baru-baru ini, sebuah studi menemukan bahwa angka bunuh diri meningkat secara signifikan saat polusi udara memburuk, dengan dampak yang sangat kuat terhadap kelompok lansia, seperti yang dilaporkan oleh Medical Daily.
Menurut laporan tersebut, keinginan untuk bunuh diri pada perempuan memiliki risiko hingga 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Baca juga : Telkomsel Bawa Pengalaman Hiburan Digital Lewat IndiHome Paket Movie
Dilansir dari Medical Daily pada hari Jumat, peneliti dari India dan Amerika yang melakukan penelitian ini menemukan bahwa upaya Tiongkok dalam mengurangi polusi udara berhasil mencegah 46.000 kematian akibat bunuh diri selama lima tahun terakhir.
Selain menyoroti dampak polusi udara pada lansia dan perempuan, para peneliti juga menemukan hubungan yang jelas antara polusi udara, masalah kesehatan fisik, dan peningkatan risiko berbagai kondisi, termasuk asma, penyakit kardiovaskular, dan kanker paru-paru. Namun, salah satu penulis utama studi, Tamma Carleton, menekankan bahwa faktor lingkungan ini juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.
"Kita sering menganggap bunuh diri dan masalah kesehatan mental sebagai masalah yang harus dipahami dan diselesaikan pada tingkat individu. Namun, hasil ini menunjukkan pentingnya peran kebijakan publik, terutama kebijakan lingkungan, dalam memitigasi krisis kesehatan mental dan bunuh diri di luar intervensi pada tingkat individu," ujar Carleton.
Baca juga : Dokter Ungkap Tiga Jenis Kebotakan Umum yang Terjadi di Masyarakat
Sebelumnya, Carleton telah melakukan penelitian tentang dampak suhu terhadap tingkat bunuh diri di India dan mengamati korelasi di mana peningkatan suhu berkontribusi pada peningkatan tingkat bunuh diri.
Ketika Carleton dan rekan penulis utama, Peng Zhang, mencatat penurunan angka bunuh diri yang lebih cepat di Tiongkok dibandingkan dengan rata-rata global, mereka memutuskan untuk menelusuri hubungan antara upaya negara tersebut dalam memerangi polusi udara dan penurunan angka bunuh diri.