JAKARTATERKINI.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, penyelenggaraan kegiatan yang mengangkat kebudayaan lokal mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan, salah satunya tradisi tumbilotohe.
Hal itu disampaikannya usai mendengar aspirasi serta kendala yang dihadapi komunitas di kabupaten/kota Gorontalo dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Baca juga : Masjid Raya Sumatra Barat Jadi Proyek Percontohan Kawasan Gaya Hidup Halal
"Lama tinggal wisatawan juga salah satu yang diutarakan oleh perwakilan komunitas. Karenanya, ada kegiatan yang bisa berdampak terhadap lama tinggal di destinasi, juga pengeluaran untuk membeli produk kreatif lokal," ujar Sandiaga di Jakarta, Kamis.
Tumbilotohe adalah tradisi menyalakan lampu minyak tanah di halaman rumah sebagai penanda berakhirnya bulan Ramadhan di Gorontalo.
Salah satu kendala yang disampaikan anggota komunitas adalah peningkatan destinasi sebagai daya tarik wisata di Gorontalo selain "Hiu Paus" yang sudah cukup populer di kalangan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, juga persoalan pembangunan infrastruktur agar akses semakin terbuka dan terhubung dengan pusat ekonomi.
Baca juga : KM Dorolonda Disiapkan Layani Penumpang Saat Natal dan Tahun Baru
"Mudah-mudahan perwakilan komunitas yang hadir pada kegiatan ciri khas (signature event) Kemenparekraf ini dapat melihat potensi dan peluang pariwisata dan ekonomi kreatif di Gorontalo. Sehingga ekonomi masyarakat semakin menggeliat dan lapangan kerja semakin terbuka," ujarnya.
Kegiatan Nemuin Komunitas (Netas) adalah inisiatif Biro Komunikasi Kemenparekraf yang melibatkan 100 peserta dari 21 perwakilan komunitas di kabupaten/kota Gorontalo.