JAKARTATERKINI.ID - Pemerintah berusaha menangani berbagai perundingan dagang untuk memperluas akses pasar Indonesia terhadap perdagangan global sebagai tindakan antisipasi terhadap perlambatan ekonomi Jepang yang berpotensi menyebabkan resesi di negara tersebut.
"Saat ini, Satgas Peningkatan Ekspor fokus pada memperluas akses pasar dengan mempercepat penyelesaian perundingan perjanjian, terutama Indonesia-EU CEPA, peluang Indonesia masuk ke dalam blok perdagangan CPTPP, dan upaya aksesi Indonesia menjadi anggota OECD," ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam pernyataan pers yang diterbitkan di Jakarta pada hari Sabtu.
Baca juga : Kendali Harga Bahan Pokok: Surabaya Lakukan Langkah Antisipatif terhadap Kenaikan Harga Beras
Dia juga menambahkan bahwa Satgas tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan ekspor ke 12 negara baru yang diprioritaskan sebagai tujuan ekspor Indonesia, antara lain Arab Saudi, Belanda, Brasil, Cile, Tiongkok, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.
Disebutkan bahwa komoditas ekspor yang akan diprioritaskan ke negara-negara tersebut meliputi ikan dan olahannya, sarang burung walet, kelapa dan produk olahannya, kopi dan rempah-rempah olahan, produk nabati dan margarin, kakao, makanan olahan, serta bungkil dan pakan ternak.
Selain itu, semen, produk kimia, karet dan barang-barang dari karet, kulit dan barang-barang dari kulit, pulp dan kertas, tekstil dan produk tekstil (TPT) beserta alas kaki, logam mulia dan perhiasan, mesin, elektronik, otomotif, furnitur, dan mainan juga termasuk dalam produk-produk ekspor prioritas.
Baca juga : Prabowo Panggil 58 Tokoh pada Hari Selasa Ini
Susiwijono menegaskan bahwa meskipun terjadi gangguan ekonomi global karena ancaman resesi di Jepang, perekonomian Indonesia tetap tangguh dengan pertumbuhan yang stabil.
"Pertumbuhan yang stabil didukung oleh permintaan domestik yang terus berkembang dan dijaga dengan inflasi yang terkendali," katanya.