JAKARTATERKINI.ID - Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Kao Kim Hourn menegaskan bahwa ASEAN senantiasa memainkan peran penting dalam memelihara perdamaian, baik di kawasan maupun di dunia, sejak berdirinya pada tahun 1967 hingga saat ini.
“Sejak tahun 1967 hingga saat ini tahun 2024, agenda perdamaian selalu menjadi prioritas. Kita harus menjaga perdamaian di kawasan ini dengan tekun. Kita harus bekerja keras untuk mempertahankan perdamaian,” kata Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn saat menjadi pembicara di Universitas Nalanda, India, seperti yang disaksikan melalui siaran langsung di Jakarta, Kamis.
Baca juga : Jepang Mengajukan RUU Hak Asuh Bersama untuk Pasangan yang Bercerai
Sekjen menegaskan bahwa perdamaian bukanlah sesuatu yang bisa diberikan oleh pihak luar. Perdamaian haruslah dibangun di kawasan oleh negara-negara tersebut. Namun, hingga kini, konflik bersenjata masih terjadi di Korea, Vietnam, dan di berbagai belahan dunia lainnya. Produksi senjata nuklir juga semakin meningkat, dan negara-negara lain dapat dengan mudah memperoleh senjata nuklir jika menginginkannya.
“Senjata nuklir dapat menghancurkan seluruh planet ini dengan sangat mudah. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa generasi kita sekarang dan yang akan datang dapat menikmati perdamaian yang abadi. Ini adalah tanggung jawab bersama kita,” ucapnya.
Sekjen menegaskan bahwa ASEAN berusaha mempersempit kesenjangan antara dunia teori dan dunia nyata dengan memainkan peran nyata dalam mempromosikan perdamaian. Menurutnya, berkontribusi dalam hal teori saja tidak cukup, tetapi harus juga turut serta dalam dunia nyata.
Baca juga : PBB: Saat yang Tepat untuk Perdamaian di Ukraina
“ASEAN memainkan perannya melalui promosi dialog dan konsultasi, dialog budaya, dan keterlibatan kekuatan. Kami melibatkan semua negara besar dan semua mitra melalui dialog diplomasi, karena kami mempromosikan perdamaian. Kita telah menyaksikan banyak konflik di masa lalu, bahkan hingga hari ini,” ujarnya.
Sekjen juga membahas tentang kesejahteraan yang harus dinikmati oleh semua manusia. Pengentasan kemiskinan telah menghasilkan banyak kemajuan baik di ASEAN, India, China, dan belahan dunia lainnya. Namun, ia memperingatkan agar tidak meremehkan kemakmuran yang telah dicapai karena jika negara tidak mengalokasikan sumber daya dengan bijak, maka upaya ekonomi yang dilakukan akan sia-sia.