JAKARTATERKINI.ID - Dalam upaya mempercepat penanganan polusi udara di tahun 2024, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah menambah sembilan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) di wilayahnya. Saat ini, Jakarta sudah memiliki 12 SPKU bertaraf reference-grade yang beroperasi, dan tambahan sembilan SPKU ini menjadi langkah konkret dalam peningkatan sistem pemantauan.
Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, menjelaskan, "Hingga saat ini, Jakarta sudah memiliki 12 SPKU bertaraf reference-grade yang sudah berjalan, dan ditambahkan lagi sembilan SPKU di tahun ini." Harapannya, kehadiran sembilan SPKU baru ini akan memberikan data kualitas udara yang lebih maksimal dan menjadi rujukan utama bagi semua pihak.
Baca juga : Pemprov DKI Buka Pendaftaran Mudik Gratis 7-25 Maret 2025
Pada tahun 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki target untuk memiliki 25 SPKU di wilayahnya. Penyebaran SPKU di seluruh Jakarta didukung oleh regulasi lain yang bertujuan meningkatkan kualitas udara, termasuk melalui zona rendah emisi.
Selama tahun 2023, DLH DKI Jakarta mencatat penurunan signifikan dalam kualitas udara dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Asep menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti rendahnya curah hujan, gejala El Nino, dan periode kemarau dapat memengaruhi konsentrasi PM 2.5.
Meskipun pada Kamis sore ini kualitas udara di Jakarta menunjukkan perbaikan, berada di urutan ke-67 dalam kategori baik, DLH terus berupaya untuk meningkatkan situasi. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.52 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 45, masuk dalam kategori baik dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 11 mikrogram per meter kubik.
Baca juga : Operasi Patuh Jaya 2024: Polda Metro Jaya Tindak 60.533 Pelanggar
Perlu diingat bahwa rentang PM2.5 0-50 termasuk kategori baik, 51-100 adalah kategori sedang, 101-199 adalah kategori tidak sehat, 200-299 adalah kategori sangat tidak sehat, dan 300-500 adalah kategori berbahaya. Peningkatan sistem pemantauan dan perencanaan strategis diharapkan dapat lebih efektif dalam menjaga kualitas udara dan kesejahteraan masyarakat Jakarta.