JAKARTATERKINI.ID - Presidium Perhimpunan Aktivis 98, Agung Nugroho, menganggap penurunan paksa videotron yang mendukung calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, di Kota Bekasi, Jawa Barat, sebagai bagian dari upaya penjegalan yang telah berlangsung sejak lama.
"Pencekalan videotron Anies adalah upaya menjegal. Itu telah dilakukan untuk kesekian kalinya. Jadi aksi itu merupakan rangkaian penjegalan Anies menuju kursi RI 1," kata Agung Nugroho dalam keterangan tertulis di Karawang, Jabar, Selasa.
Baca juga : Maju Pilkada, Program M2 Banyak Diminati Warga Kota Bekasi
Agung menyebut bahwa upaya penjegalan Anies menuju kursi presiden RI sudah dilakukan sejak ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, semua peristiwa penjegalan terhadap Anies merupakan satu rangkaian yang dilakukan oleh kekuatan besar yang takut terhadap antusias massa dalam menyambut Anies sebagai pemimpin masa depan.
Rangkaian peristiwa penjegalan dimulai dari pelarangan Anies oleh paspampres saat menyambut Persija yang menjadi juara, penjegalan pelaksanaan E1, pelarangan Anies dalam pengendalian COVID-19 di DKI, pelarangan tempat acara sosialisasi dan kampanye, hingga ancaman kepada pihak yang ingin membantu Anies dalam kampanye Pilpres.
Agung menilai bahwa rangkaian peristiwa menjegal Anies adalah tindakan yang tidak demokratis dan menunjukkan kecenderungan penggunaan pengaruh kekuasaan.
Baca juga : 10.874 Penyandang Disabilitas di Jakarta Selatan Ikut Memilih di Pemilu 2024
"Cara-cara tidak demokratis semakin telanjang mata dan ini bukti adanya kepanikan dalam melihat besarnya gelombang rakyat yang mendambakan perubahan," ujar Agung.
Sebagai catatan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.