JT - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut hasil laboratorium kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cianjur, Jawa Barat, dinyatakan negatif.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa, Dadan menyatakan kasus ini sudah memasuki minggu ketiga, dan ada dua sekolah yang terdampak dari sembilan sekolah.
Baca juga : BNPB Libatkan Taruna TNI AL Untuk Tangani Dampak Gunung Ruang
"Hasilnya sudah keluar dari laboratorium, baik itu untuk tray (wadah makan), airnya, untuk fasilitas, termasuk untuk masakan yang waktu itu dikonsumsi oleh siswa hingga muntahannya, dan alhamdulillah seluruh hasilnya negatif, jadi kami sedang mencari kurang lebih apa yang sebetulnya menyebabkan karena dari segi masakan, hasil laboratorium itu negatif," katanya.
Dadan mengemukakan BGN terus mengevaluasi kejadian-kejadian keracunan yang terjadi di berbagai daerah dan melakukan perbaikan-perbaikan standar operasional prosedur (SOP), di antaranya pemilihan bahan baku yang lebih selektif.
Kemudian, beberapa kejadian keracunan yang lain disebabkan oleh proses memasak yang terlalu dini, untuk itu pihaknya menetapkan pengiriman makanan harus dipersingkat guna mencegah makanan basi.
Baca juga : MK Segera Bahas Keterlibatan Arsul Sani dalam Sidang PHPUU Segera Dibahas
"Kami ingin menerapkan aturan bahwa waktu memasak dan penyiapan makanan dengan waktu pengiriman makanan harus dipersingkat untuk mencegah terjadinya basi," ucapnya.
Dadan menjelaskan sebagai langkah korektif preventif, BGN juga melakukan pengetatan terhadap prosedur distribusi makanan lainnya, misalnya menerapkan protokol keamanan saat proses pengantaran dari SPPG ke sekolah, dan menetapkan batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi.