JAKARTATERKINI.ID - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, menegaskan pentingnya tidak melakukan kompromi dalam urusan etika, terutama dalam kepemimpinan di bidang pertahanan.
Anies menyatakan setuju dengan prinsip Jenderal Sudirman yang menekankan bahwa perjuangan harus didasarkan pada kesucian, salah satunya terlihat melalui pengamalan etika tanpa kompromi.
Baca juga : Habib Rizieq Hingga Din Syamsuddin Serahkan "Amicus Curiae" ke MK
"Karena itulah kita sampaikan fakta-fakta mengapa kita harus melakukan perubahan. Karena ketika memimpin sebuah mekanisme pertahanan, angkatan perang, maka etika itu menjadi nomor satu," tegas Anies Baswedan dalam konferensi pers usai debat ketiga Pilpres di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu.
Anies menilai bahwa selama ini ada masalah dalam penerapan etika kepemimpinan di bidang pertahanan, dan dia berusaha menunjukkan permasalahan tersebut kepada masyarakat agar dapat menemukan solusinya.
Pernyataan Anies bukanlah terkait dengan persoalan pribadi, melainkan semata-mata untuk memastikan keamanan dan keselamatan Bangsa Indonesia.
Baca juga : Dua Langkah Kemenkominfo dalam Menangani Hoaks Pemilu 2024 di Ruang Digital
"Kami sampaikan sebagai bagian dari keinginan untuk Republik ini aman ini bisa mempertahankan keselamatan setiap keluarga. Jadi ini adalah usaha kita untuk memastikan bahwa keamanan itu nyata," tegas Anies sekali lagi.
Debat ketiga Pilpres, yang diselenggarakan setelah debat pertama pada 12 Desember 2023 dan debat kedua pada 22 Desember 2023, mengangkat isu-isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.