JT – Kementerian Agama tengah merancang pendirian Pesantren Internasional di Indonesia sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan serta daya saing global lulusan madrasah.
Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, menyatakan bahwa beberapa negara seperti Jerman, Albania, dan Hongaria membutuhkan ribuan tenaga terampil dari Indonesia, yang membuka peluang besar bagi lulusan madrasah untuk bersaing di pasar global. Ia menegaskan pentingnya inovasi dalam pengelolaan pendidikan Islam agar tetap relevan dan kompetitif di era modern.
Baca juga : Penangkapan Tiga Terduga Teroris di Kota Batu oleh Densus 88
Selain itu, regulasi terkait madrasah swasta yang ingin bergabung ke dalam sistem nasional juga menjadi perhatian, terutama bagi beberapa madrasah di Medan dan Sumatera Utara yang telah diserahkan kepada pemerintah, namun masih memerlukan tindak lanjut.
Wamenag menekankan bahwa skema Pesantren Internasional harus selaras dengan kebijakan internasionalisasi madrasah, memungkinkan pengadopsian standar global tanpa menghilangkan nilai-nilai keislaman khas Indonesia.
Oleh karena itu, kurikulum pesantren dan madrasah perlu dirancang agar membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Dengan berbagai tantangan yang masih dalam tahap pembahasan, pemerintah berkomitmen mencari solusi terbaik agar pendidikan Islam di Indonesia semakin maju dan berdaya saing internasional.
“Jika kebijakan ini dapat menjamin masa depan anak-anak kita dan kesejahteraan guru, maka kita dapat melangkah dengan yakin,” ujar Wamenag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Suyitno, menambahkan bahwa konsep Pesantren Internasional ini dapat mengadopsi model Madrasah Internasional Insan Cendekia yang telah memiliki sistem kelembagaan dan tenaga pengajar yang siap.