JT – Sejumlah warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur menolak tawaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk pindah ke rumah susun (rusun) guna menghindari banjir.
Salah satu warga, Umiana (70), yang sudah tinggal di kawasan tersebut sejak 1970, mengaku lebih nyaman bertahan meskipun wilayahnya kerap dilanda banjir.
Baca juga : Daerah Khusus Jakarta: Menyongsong Era Baru
“Sempat ditawari (pindah ke rusun), tapi saya bingung. Di sini sudah enak, nyaman, saya sudah dari tahun 70 tinggal di sini,” kata Umiana saat ditemui di lokasi pengungsian, Selasa (4/3).
Menurutnya, banjir di Kebon Pala semakin sering terjadi. Jika dulu terjadi lima tahun sekali, kini bisa empat hingga lima kali dalam setahun. Meski demikian, ia tetap mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan pindah.
Sikap serupa juga disampaikan oleh Nuryadi (62), warga RT 07/RW 11, Kebon Pala II. Ia dan anaknya menolak pindah ke rusun, terutama karena mendengar bahwa biaya tinggal di rusun hanya gratis pada awalnya dan akan dikenakan biaya setelah tiga bulan.
Baca juga : Gulkarmat Jakarta Utara Padamkan Kebakaran di Dua Lokasi
“Kebanyakan warga nggak setuju, karena sudah menetap puluhan tahun. Apalagi, banyak yang tinggal di sini dari nenek moyang turun-temurun,” ujarnya.
Sementara itu, Suaeb (83), warga RT 11/RW 05, menyebut dirinya sudah sering ditawari pindah ke rusun sejak tahun 1980-an, tetapi selalu menolak. Ia lebih memilih mendapatkan bantuan finansial daripada pindah ke rusun yang dinilainya tidak cocok dengan pekerjaannya sebagai pedagang gorengan.