JT - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan selain meningkatkan standar layanan kesehatan, Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) juga dapat menumbuhkan bisnis RS, sehingga pihaknya menargetkan semua rumah sakit sudah mulai melakukan implementasi KRIS pada Juni 2025.
"Dari 3.228 rumah sakit, ada 115 rumah sakit yang kita tidak masukkan kewajibannya untuk KRIS, ada 3.113. Nah ini setengah-setengah lah, ya swasta lebih banyak sedikit dan kemudian ada rumah sakit pemerintah," kata Menkes Budi saat rapat bersama DPR yang disaksikan secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga : SPEED Kutuk Genosida di Gaza, Desak Negara OKI Ambil Tindakan Nyata
Dia menjelaskan pada 2024 yang tercatat jumlah tempat tidur RS sebanyak 389 ribu, lebih tinggi dari tahun 2022. Kemudian, katanya, tempat tidur Kelas 3 naik menjadi sekitar 142 ribu dari sebelumnya 130 ribu.
"Ternyata tempat tidur penambahannya tuh 5 ribuan per tahun, perkembangan bisnis yang ada sekarang," kata Menkes Budi.
Menkes menilai perkembangan jumlah tempat tidur itu juga karena adanya perbaikan sistem kesehatan, semakin banyak alat-alat kesehatan yang memadai, serta sistem BPJS yang makin baik. Selain itu, katanya, kenaikan jumlah tempat tidur kelas 3 menguntungkan bagi masyarakat umum.
Baca juga : Kemenhub-Korlantas Terbitkan SKB Pembatasan Angkutan Selama Libur Lebaran 2024
"Artinya apa? Dengan adanya adjustment KRIS ini, rumah sakit-rumah sakit mengurangi tempat tidur Kelas 1 dan VIP-nya mereka, menambah tempat tidur Kelas 3 yang menurut kita justru ini yang baik, bagi masyarakat umum ya. Kecuali kalau kita melihatnya dari sisi rumah sakit, dari sisi perspektif rumah sakit dan perspektif orang kaya," kata Menkes.
Menkes Budi menyebutkan KRIS adalah upaya untuk meningkatkan standar layanan kesehatan, agar pasien lebih nyaman saat dirawat. Hal itu juga untuk menghindari risiko re-infeksi karena rumah sakit mengandung banyak patogen, bakteri, dan virus.