JT – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana memperbanyak museum dengan teknologi imersif yang memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman lebih nyata dan interaktif dalam menikmati sejarah dan budaya.
Saat ini, teknologi imersif sudah diterapkan di Museum Wayang di Jakarta Barat dan Museum Joang '45 di Jakarta Pusat. Menyusul kesuksesan tersebut, Pemprov DKI akan menerapkannya di Museum Sejarah Jakarta dan Museum Bahari pada akhir tahun 2025.
Baca juga : Peringati Hari Pahlawan dengan Tiket Rp1.000 di Museum Nasional
Ketua Subkelompok Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Bayu Niti Permana, menyebutkan bahwa teknologi imersif di Museum Joang '45 sudah mulai diterapkan sejak 7 Januari 2025, meski masih dalam tahap pengembangan.
"Teknologi ini diharapkan menarik lebih banyak pengunjung muda yang menjadi ujung tombak pelestarian budaya," ujar Bayu, Sabtu (8/2).
Museum Wayang telah dilengkapi dengan super hologram, ruang imersif 360, permainan interaktif, serta digital wayfinder yang mempermudah navigasi pengunjung. Selain itu, desain tata pamer museum dibuat lebih modern dengan vitrin minimalis, peta persebaran wayang, silsilah wayang, dan informasi digital interaktif.
Baca juga : Wagub DKI Rano Karno Enggan Komentar Soal Instruksi Megawati Terkait Retret Akmil
Bayu menambahkan bahwa perubahan tata pamer ini bertujuan membuat museum lebih ramah pengunjung dan menghilangkan kesan kuno, terutama pada bangunan yang berstatus cagar budaya.
"Beberapa museum sekarang tata pamernya harus lebih friendly. Jadi masuk museum tuh tidak seperti masuk rumah kuno," katanya.