JT – Sejumlah pemilik warung tegal (warteg) di Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terpaksa memasak menggunakan kayu bakar akibat sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kilogram dalam beberapa hari terakhir.
"Masak pakai kayu bakar di dapur, sudah beberapa hari ini. Kebetulan di sebelah warteg ada tukang kayu kusen, jadi kayu yang tidak terpakai bisa saya ambil," kata Mantoyo (65), pemilik warteg di Kedoya, Kamis (6/2).
Baca juga : Wali Kota Jakarta Utara Ajak Warga Manfaatkan Lahan untuk Urban Farming
Mantoyo mengaku belum mendapatkan jatah elpiji 3 kg yang disediakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Kedoya Pesing Nomor 23.
"Tadi di SPBU sudah habis. Jadi saya mau keliling dulu cari gas di warung-warung," ucapnya.
Harga elpiji 3 kg di pengecer pun melonjak menjadi Rp25 ribu per tabung, jauh lebih mahal dibandingkan harga resmi di SPBU yang hanya Rp16 ribu per tabung.
Baca juga : Komisi Informasi DKI Harap Jakarta Makin Transparan di Era Pramono-Rano
"Ya, harganya beda jauh, tapi yang penting bisa dapat gas. Masalahnya ini susah nyarinya, tadi sudah keliling beberapa warung tetap tidak dapat," keluhnya sambil membawa dua tabung kosong di sepeda motornya.
Kelangkaan ini sudah dirasakan sejak Senin (3/2), membuatnya harus beralih ke kayu bakar untuk memasak.