JT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa hujan yang sering turun pada malam hari, terutama setelah pukul 21.00 WIB, disebabkan oleh fenomena seruak dingin (cold surge) yang berasal dari daratan Siberia.
Michael Sitanggang, Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta, mengatakan bahwa fenomena ini memengaruhi cuaca di Jakarta dan wilayah Indonesia lainnya.
Baca juga : Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu Libatkan Ormas dalam Pembangunan Daerah
"Beberapa hari terakhir, hujan turun setelah jam 21.00 WIB, itu adalah dampak dari cold surge," ujar Michael dalam acara "Operasi Modifikasi Cuaca" di Jakarta, Rabu (5/2).
Selain itu, siklon tropis yang terjadi di selatan Pulau Jawa di Samudera Hindia turut berperan dalam memengaruhi kondisi cuaca di Jakarta.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengungkapkan bahwa dampak terburuk dari seruak dingin adalah peningkatan curah hujan yang dapat berujung pada banjir, seperti yang terjadi pada tahun 2020.
Baca juga : Forum Solidaritas Hakim Adhoc Desak Revisi Perpres 5 Tahun 2013
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bersama lembaga terkait, terus berupaya untuk memprediksi cuaca dengan akurat dan mengimplementasikan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi potensi hujan lebat dan banjir.
OMC juga berfungsi untuk mencegah erosi tanah akibat hujan deras, terutama di daerah rawan tanah longsor yang dekat dengan aliran sungai atau kali.